PENDIDIKAN SEDUNIA – PENGERTIAN ILMU DAN PENGETAHUAN
Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang
makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya
perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan di
lapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen sistem pendidikan
yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan, pengelola pendidikan
dan pengamat pendidikan yang membuahkan teori-teori baru. Kemajuan alat
teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan pengertian pendidikan
tersebut. Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan selalu eksis
dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang tentang makna
atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu negara tertentu, pada saat
yang berbeda dan di tempat yang berbeda makna dan pengertian pendidikan itu
justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum ada teori dan temuan baru
tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori dan temuan yang telah ada
masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acauan.
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang
dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan,
bahwa Ilmuadalah Pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu
Senada dengan Nur Ubiyati yang mengemukakan,
bahwa Ilmu ialah suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode
tertentu yang bersifat ilmiah. Ada lagi yang mengemukakan, bahwa Ilmu adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang
salah satu dari keberadaan. Uraian tersebut adalah tentang segi-segi dari keberadaan
tertentu. Segi-segi ini saling berkait, mempunyai hubungan sebab akibat,
tersusun logis dan diperoleh melalui cara atau metode tertentu.
Endang Saifuddin Anshari, mengatakan
bahwa Ilmu berasal dari kata bahasa Arab “‘Alima” yang memiliki pengertian “Tahu”. Dan dalam bahasa
Inggris dan Perancis disebut dengan “Science”, dalam bahasa Jerman
“Wissenscaft” dan dalam bahasa Belanda “Wetenschap”. Yang kesemuanya sama memiliki arti “tahu”. “Science” berasal “scio, scire (bahasa Latin)
yang berarti “tahu”. Jadi, baik “ilmu” maupun “science” secara etimologis berarti “pengetahuan”. Namun, secara terminologis “ilmu” dan “science” itu semacan pengetahuan yang mempunyai
ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat yang khas. Jadi, ilmu adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat
tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris, umum dan kumulatif, lukisan dan
keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang distudinya dalam
ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan penginderaan manusia.
Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag mengemukakan
bahwa “Science is empirical, rational, general end
cumulative; and it is all four at once” (Ilmu ialah yang empiris, rasional,
umum dan terkumpul/tersusun; dan kesemuanya saling berkaitan).
Mohammad Hatta menjelaskan, bahwa
tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal
dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya
tampak dari luar, maupun menurutnya bangunnya dari dalam.
Prof. Drs. Harsoyo menjelaskan, bahwa ilmu itu
merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan, juga merupakan pendekatan
atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia
yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat
diamati oleh panca indera manusia. Dan merupakan suatu cara menganalisa yang
mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk
“jika …., Maka … “.
Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil
suatu kesimpulan bahwa ilmu adalah usaha
pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur,
pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki
(alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang
dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset
dan eksperimental.
Sedangkan arti Pendidikan, adalah merupakan proses upaya
meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan
tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik. Serta dalam
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Bab I Pasal 1 dikemukakan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan dalam dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1994) Kata Pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menjelaskan, bahwa
kata Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya memelihara dan memberi
latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan arti
dari Pendidikanadalah Proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan
mendidik.
Menurut Redja Mudyahardjo, bahwa Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh
melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan
dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka Ilmu Pendidikan dapat pula
dibataskan sebagai sebuah sistem konsep pendidikan yang dihasilkan melalui
riset. Dengan mengutip May Brodbeck dalam Ligic and scientific Method in research, yang dimuat
dalam Handbook of Research on teaching, yang menjelaskan
bahwa setiap ilmu berisi sejumlah besar istilah yang disebut konsep, yang tidak
lain merupakan apa yang kita pikirkan berdasarkan pengalaman. Sehingga unsur
yang menjadi isi setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan adalah konsep. Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu ditata secara
sistematis menjadi suatu kesatuan. Sekelompok konsep yang berkenaan dengan
sekelompok hal, yang merupakan satu kesatuan disebut skema konseptual. Dan
setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan, terbentuk dari beberapa skema konseptual
yang merupakan bagian-bagian atau komponen-komponen isi ilmu. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa organisasi isi Ilmu Pendidikan, sebagai sebuah sistem
konsep, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang
variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema
konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.
Menurut Ngalim Purwanto, bahwa ada dua istilah
yang hampir sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan sedangkan Paedagogiek adalah ilmu pendidikan. Paedagogiekatau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki,
merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogiek berasal dari bahasa Yunani, yakni Paedagogia yang berarti ‘pergaulan dengan
anak-anak’. Sedangkan Paedagogos ialah ‘orang yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman Yunani Kuno
yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah’. Selain itu juga, di
rumah anak-anak tersebut paedagogos selalu mengawasi
dan menjaga mereka. Jadi, pendidikan pada zaman Yunani Kuno diserahkan
pada paedagogos. Paedagogos berasal dari
kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogos yang mulanya berarti ‘rendah’ (pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan
mulia. Paedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang
yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhanya agar dapat berdiri sendiri.
Hal ini senada dengan Taqiyudin M. Yang
menjelaskan, bahwa di lingkungan Yunani Kuno, terdapat dua kata yang memiliki
fungsi yang berbeda, yakni Paedagogie dan Andragogi. Kata Paedagogie pada awalnya
berarti “Pergaulan bersama
anak-anak”. Arti ini bermula dari cerita yang berkembang bahwa konon, di
lingkungan masyarakat Yunani Kuno terdapat seseorang atau sekelompok orang yang
pekerjaan utamanya adalah mengantar dan menjemput anak-anak sekolah. Karena
setiap hari mereka bertemu dan bergaul dengan anak majikannya itu, sehingga
mereka makin tahu dan memahami sifat, sikap dan karakter anak yang diantar
jemputnya itu. Bahkan pergaulan mereka tidak hanya pada saat-saat antar jemput
saja, melainkan ketika mereka di rumah majikannya pun ditugasi untuk membimbing
dan mengawasi anak-anak majikannya. Hasil dari pengetahuan dan pemahaman
terhadap sikap, sifat dan karakter anak majikannya itu, lama kelamaan mereka
jadi dekat dan cenderung menjadi orang tua kedua (second parent) baik di
sekolah maupun di rumah. Sehingga mereka lebih tahu tentang kemampuan, kemauan
dan bakat ‘anaknya’ itu. Bekal inilah kemudian menjadikan tugas mereka
semakin banyak, yaitu antar jemput, mengawasi, membimbing dan membelajari apa
yang belum diketahui oleh anak majikannya. Sehingga sebutan bagi mereka yang
dekat dengan anak-anak dan mengetahui banyak tentang dunia anak dalam bahasa
Yunani kuno disebut agogos.
Lebih lanjut Taqiyudin M. menjelaskan, bahwa kata Paedagogos terdiri dari dua kata, yakni ‘paedos’ yang berarti ‘anak’ dan ‘agoge’ yang berarti ‘saya membimbing’. Karena itulah
sehingga sistem pendidikan bagi anak-anak pada jaman Yunani Kuno ditangani oleh
para paedagog. Perkembangan berikutnya, pekerjaan
para paedagog ini tidak hanya bermanfaat bagi
anak-anak, tetapi bermanfaat juga bagi orang dewasa yang telah lanjut usia (adult). Dalam bahasa Yunani Kuno, orang lanjut usia (lansia) disebut andra. Dan bagi lansia yang mendapat bimbingan
dari paedagog disebut andragogos yang berarti “pembimbingan yang
diberikan kepad orang dewasa”. Baik kata paedagogos maupun andragogos, keduanya semakna dengan kata education dalam bahasa Inggris yang berarti memberi peningkatan (to give rise to) dan mengembangkan (to develop). Kata education dalam arti sempit adalah ‘suatu bentuk proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan’.
Wasti Sumanto dan Hendyat Soetopo dengan
mengutip pendapat Crow&Crow menjelaskan, bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian,
pandangan (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia menjadi
semakin berkembang.
Dan menurut Good V. Carter dalam bukunya ‘Dictionary of Education’ menjelaskan, bahwa Pendidikanadalah:
“The
Aggragate of all the process by mean of wich a person develops abilities,
attitudas and other from of behavior of positive value in society in wich he
lives” (Kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di dalam
masyarakat dimana ia hidup). Dan pada bagian lain di katakan, bahwa Pendidikan itu adalah: “The social process by
wich people are subjected to the influence of a selected and controlled
envirenment, so that they may attain social competence and optimum individual
development”. (Proses sosial ketika seseorang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh
kemampuan sosial dan perkembangan individu secara optimal”.
Andrias Harefa dengan mengutip perkataan
Pater Drost, yang mengatakan, bahwa pendidikan kata Latin untuk mendidik
adalah educare yang berasal dari
kata e-ducare yang berarti
menggiring ke luar. Jadi, educare dapat diartikan
sebagai usaha pemuliaan. Jadi, pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Maka
proses pendidikan sebagai proses pembentukan yang berbentuk proses informal.
Tidak ada pendidikan formal, karena itu tidak ada pendidikan formal, karena itu
tidak mungkin. Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda
hanya mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia
muda itu. Jadi, kesimpulan yang paling mendasar, ialah bahwa lembaga pertama
dan utama pembentukan dan pendidikan adalah keluarga. Dan salah satu bantuan
yang diberikan kepada orang tua oleh masyarakat adalah pembentukan
manusia muda pada bidang intelektual. Dan proses pembentuan ini berlangsung
dalam lembaga yang disebut sekolah. Yang didalamnya terdapat proses kegiatan
belajar mengajar atau dengan kata lain pembiasaan atau pembelajaran. Yang
pembelajaran itu membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada
padanya.
Selain itu juga, banyak pakar pendidikan yang
menjelaskan pengertian Pendidikan diantaranya ada yang menjelaskan, bahwa
pendidikan itu adalah segala usaha orang
dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya ke arah kedewasaan. Senada juga dengan pendapat bahwa pada umumnya pendidikan
dapat diartikan sebagai suatu proses
bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaannya. Pendidikan juga bisa disebut sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang
bermakna[.
Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil
suatu pemahaman, bahwa Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia
untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau juga bisa
diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan
dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk
pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif),
perasaan (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Dan Ilmu
pendidikan adalah suatu kumpulan
pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai
metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
EmoticonEmoticon