Tulisan tentang rumusan
dalam membuat tujuan hidup – Goal Should Be SMART ini adalah update dari post
di blog PikiranRandom. Update dilakukan per tanggal 22 November 2015, dan saat
baca ini, saya masih aja merasa sedih – susah ya merumuskan tujuan dalam hidup
itu.
Goal should be SMART – Specific, Measurable, Achievable,
Realistic and Time-based. Apa sih itu? Nah sebelum saya membahas itu, saya ada mau
kasih satu kutipan dulu ya. Kutipan yang menurut saya bagus dan cocok untuk
masalah GOAL – ya intinya sih membuat tujuan hidup alias goal setting.
People with goals succeed because they
know where they’re going.” – Earl Nightingale
“Orang yang memiliki tujuan
akan berhasil karena mereka tahu tujuannya.”
Kembali lagi
quotes kali ini mengambil tema tujuan. Orang yang sudah memiliki gambaran akan tujuan yang ingin
dicapainya akan jauh lebih sukses daripada orang yang tidak. Dalam
benaknya, orang itu sudah memiliki gambaran akan apa yang dapat dicapai dan
akan dicapai dengan baik. Mereka merencanakannya satu per satu. Saya pribadi
suka banget sama goal quote di atas.
Berapa banyak
di antara kita yang sudah melakukannya? Seringkali banyak yang enggan
membuat tujuan hidup kita karena aturan tidak tertulis yang ada tentang
bermimpi.
Jangan bermimpi atau kau akan terluka jika mimpi
itu tidak tercapai
Mungkin banget
sih mimpi akan membuat celaka orang. Tapi hanya kepada mereka yang tidak
berusaha mewujudkannya. Mimpi baik akan menjadi kenyataan dan berguna bila
memang orang tersebut menggunakan mimpi itu sebagai pecutan. Sebagai dorongan
untuk menggapai sesuatu di masa depan.
Membuat Tujuan Hidup – Goal Setting
Pernah dengar
cerita tentang keledai yang terus berjalan agar mendapatkan wortel di
hadapannya? Keledai itu berjalan agar ia dapat menggapai wortel yang diikat
pada sebuah kayu yang digantungkan tepat di hadapannya. Dia terus berjalan.
Kenapa?
Baca juga: 5 Cm
Karena dia punya tujuan. Tujuannya adalah menggapai wortel
itu. Dan dia tau… untuk menggapai wortel itu (yang ada di hadapannya) maka dia
harus bergerak maju terus. Seperti itulah juga tujuan hidup kita perlu kita
tentukan.
Merumuskan
tujuan hidup untuk seseorang itu menurut saya pribadi penting pake banget.
Karena justru tujuan yang sudah ada itu menjadi patokan timeline hidup kita sendiri. Sudah di posisi apa kita saat ini.
Dan menetapkan tujuan hidup ini juga selaras dengan tulisan Stephen R. Covey – 7 Habits.
Tujuan hidup
ini bisa dimulai dari sebuah mimpi kecil. Dibentuk dengan sedemikian rupa,
mimpi itu akan menjadi tujuan yang sangat bisa membangkitkan gairah kitadalam
hidup. Nah… untuk mendapatkan tujuan yang baik… ada rumusannya ternyata…
Rumusan Goal Setting – Goal Should Be SMART
Tujuan yang
baik harus SMART. Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time base. SMART….
Unsure dalam sebuah tujuan yang baik. Mari coba kita telaah satu per satu.
Tujuan Hidup Harus S – Specific
Tujuan itu haruslah spesifik – jelas. Jangan jadikan
tujuan itu sebuah gambaran kasar. Gambaran abstrak. Tapi berikan gambaran
spesifik yang mampu dituangkan dalam bentuk yang sangat jelas. Siapapun yang
mendengarnya akan mengatakan/merasakan hal yang sama. Bayangkan diri kita dalam
sebuah labirin.
Tujuan kita
memang ada. Yaitu keluar dari labirin di sisi satunya. Namun sepanjang
perjalanan kita itu banyak sekali belokan demi belokan yang akan mengubah arah
kita agar tidak mencapai pintu keluar labirin itu. Nah… kira-kira seperti
itulah akibatnya jika memiliki tujuan yang tidak specific.
Rumusan Membuat Tujuan Hidup
Kedua: M – Measurable
Tujuan yang
baik harus dapat diukur. Setelah menentukan tujuan yang Smart – jelas. Maka
berikutnya harus dapat diukur. Alias kita bisa tahu apakah tujuan itu sudah
dicapai ataukah masih separuh jalan.
Bagaimana kita
menilai diri kita apakah sudah mencapai tujuan kita apa belum apabila semua itu
tidak dapat diukur? Ingatkah dulu kalau ditanya ingin jadi apa… kita bilang
jadi Polisi, Dokter, Insinyur dll… nah semua itu juga mimpi/tujuan yang terukur
kan??? Makanya membuat tujuan hidup harus Measurable – dapat diukur atau
dievaluasi nantinya.
Tujuan
Harus: A – Achievable
Tujuan harus
dapat dicapai. Menggantungkan mimpi setinggi langit katanya. Tapi apakah semua
itu baik? Belum tentu. Apabila ternyata tidak tercapai, semua itu dapat
mengakibatkan diri kita menjadi terpukul dan tidak dapat melakukannya dengan
baik. Yang ada tujuan menjadi bukanlah tujuan namun MIMPI BURUK karena kita
merasa tidak mungkin dicapai.
Dalam membuat
tujuan hidup, kita harus yakin kalau apa yang kita inginkan – impikan – itu
adalah sesuatu yang dapat kita capai dalam jangka waktu tertentu (ini rumusan
ke-5).
Berikutnya Tujuan Hidup Harus:
R – Realistic
Selain tujuan
hidup harus achievable, tujuan yang disusun
harus realistic. Hal ini guna
menjaga kita agar dalam batasan wajar dalam menentukan tujuan/mimpi kita. Kita
ini, patut kita sadari juga, bahwa diri kita ini sangatlah terbatas.
Karena itulah…
tujuan yang baik adalah tujuan yang memperhitungkan keterbatasan kita dalam
menggapainya. Seperti yang dikatakan di atas. Jangan sampai tujuan itu justru
menjadi mimpi buruk kita. Sama seperti saat kita dalam masa percobaan kerja,
tujuannya realistic kan – lolos masa percobaan.
Terakhir, Tujuan Yang Kita
Tetapkan Harus: T – Time base
Tujuan yang
baik itu tentunya ada batasan waktu. Tujuan demi tujuan boleh diciptakan dalam
usaha menggapai tujuan besar. Namun semua itu harus dibatasi dengan waktu demi
waktu. Selain agar dapat dilakukan evaluasi sedikit demi sedikit dan melakukan
revisi tujuan serta revisi usaha bila memang dibutuhkan, pembatasan waktu ini
agar tidak percuma semua tenaga yang kita keluarkan. Bahwa kita tidak membuang
waktu kita untuk sesuatu yang sebenarnya dapat dicapai lebih cepat lagi.
Jadi Menyusun Alias Merumuskan Tujuan Hidup Itu…
Gak gampang.
Secara teori memang sepertinya gampang aja ya, tapi dalam praktek goal setting
yang harus SMART itu gak gampang loh. Gak gampang tapi tidak mustahil –
tergantung gimana cara pandang diri kita sendiri terhadap suatu masalah sih.
IMHO.
Selain rumusan
goal setting di atas, membuat tujuan hidup itu masih baru satu langkah awal
dalam hidup. Atau kalau dalam dunia manajemen itu kita baru mulai yang namanya
perencanaan – planning. Masih ada 2 langkah
lagi yang harus kita lakukan. Itu di bahasan terpisah ya. Sekarang sampai di
sini dulu – dan yang pasti – Don’t be afraid to dream and go
for it.
EmoticonEmoticon